Latest Updates

Elang Tikus (Elanus caeruleus)

Elang Tikus (Elanus caeruleus)

Tubuh berukuran kecil (30 cm). Memiliki bercak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Dewasa: warna mahkota, punggung, sayap pelindung, dan bagian pangkal ekor abu-abu; muka, leher, dan bagian bawah putih. Remaja: bercorak warna coklat. Pada saat mencari mangsa, suka melayang-layang diam sambil mengepak-ngepakkan sayap. iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, serta kaki kuning.Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, kaki kuning
Penyebarab Global:
Afrika, Erasia selatan, India, Filipina, Indonesia, sampai Papua Nugini.

Penyebaran Lokal:
Di Sumatra, Jawa, dan Bali kadang sebagai penetap di dataran rendah terbuka dan habitat perbukitan sampai ketinggian 2000 m. Tercatat sebagai pengembara secara lokal di Kalimantan. Secara lokal tersebar di timur Papua sampai dataran rendah Trans-Fly.

Status :
Dilindungi UU no. 5/1990 & PP no.7/1999
CITES Appendix II



Kebiasaannya adalah bertengger pada pohon mati atau tiang telepon. Melayang-layang di atas mangsanya seperti diuraikan di atas. Suka berburu di daerah yang kering terbuka dengan pohon yang terpencar-pencar. Sarang tersusun dari ranting bercampur daun, diletakkan pada pohon di dalam hutan. Telur 2-3 butir berwarna putih kotor dengan bintik coklat kemerah-merahan. Di Jawa Barat, terutama berbiak di bulan Juni dan terus berlangsung sampai Desember.

Tikus berkicau hasil rekayasa genetika

Tikus berkicau hasil rekayasa genetika
Lewat rekayasa genetika ilmuwan asal Jepang berhasil menciptakan tikus yang bisa berkicau. Tikus ini diciptakan lewat Evolve Mouse Project yang bertujuan untuk mempelajari evolusi bahasa manusia.

"Mutasi adalah pemicu evolusi. Kami telah menyilangkan tikus yang direkayasa genetika selama beberapa generasi untuk melihat apa yang akan terjadi. Dari hasil mu...tasi itu kami menemukan tikus yang bisa berkicau seperti burung," kata Arikuni Uchimura, pimpinan riset.


Tikus yang bisa berkicau itu lahir karena adanya peluang yang muncul. Namun, sifat berkicau bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Saat ini, laboratorium Pascasarjana Biosains Universitas Osaka, pimpinan Takeshi Yagi telah memiliki 100 tikus yang bisa berkicau untuk penelitian. Tim peneliti dari Jepang berharap penelitian terhadap tikus ini mampu menguak bagaimana bahasa manusia berevolusi, seperti halnya penelitian tentang burung berkicau di Amerika.Uchimura mengatakan, "Tikus lebih baik dari burung karena mereka mamalia dan lebih dekat ke manusia dalam struktur otak ataupun aspek biologi lainnya.
Penelitian akan dilakukan dengan melihat suara yang diproduksi tikus. Menurut Uchimura, suara yang dihasilkan bisa saja merupakan ekspresi emosi atau kondisi tubuh tertentu.
Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa tikus-tikus yang tumbuh bersama dengan tikus yang mampu bersiul memproduksi suara derit ultrasonik yang lebih sedikit. Artinya, komunikasi berjalan antarkelompok tikus itu seperti sebuah dialek berkembang.
"Saya tahu apa yang saya lakukan ini terlalu absurd, tetapi saya melakukannya dengan harapan bisa membuat Mickey Mouse suatu hari," tutur Uchimura.
sumber: sains.kompas.com

Waspada Flu burung merambah Bogor

Waspada Flu burung merambah Bogor
Guna mencegah meluasnya wabah flu burung, puluhan ekor ayam beserta kandangnya di Kampung Kayumanis RT 03 RW 01, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dimusnahkan dengan cara dibakar, Senin (31/1/2012)
Pemusnahan ungas secara massal di wilayah Kayumanis menyusul adanya salah satu  ayam yang mati mendadak,  “Dari hasil repit tes terhadap salah satu ayam yang mati ternyata positif terjangkit  virus H5N1, “ kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Dinas Pertanian, Kota Bogor, drh. Bambang Arif Mukti dilokasi pemusnahan.
Menurut Arif tingkat keakuratan uji repit tes 90 persen.  Oleh karena itu   pihaknya bersama dinas terkait langsung melakukan tindakan.
Arif mengatakan, untuk mencegah meluasnya wabah flu burung di wilayah Kayumanis, akan terus dilakukan pemantauan secara intensif baik di lokasi, maupun lalu lintas perdagangan unggas di kota Bogor,  “Kami akan terus melakukan pemantauan secara intensif,” ujarnya.
Ia menyebutkan, pihaknya juga telah menyampaikan dalam dalam rapat Musrembang di kantor kelurahan,  bahwa kasus flu burung tidak dipandang remeh (sepele).   Sebab,  sambung dia,  virus ini selain berbahaya pada unggas juga bisa menular pada manusia.  Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan unggas atau udara. Tapi, warga tidak perlu panik dalam menghadapi wabah ini, kata dia.


Sementara itu Kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)  Puskesmas Kayumanis, dr. Nuraini Sebayang  mengatakan, bagi warga yang mengalami gejala panas, sesak napas,batuk pilek dan demam tinggi untuk segera dibawa ke puskesmas.
“Karena di wilayah ini sudah ditemukan ayam mati mendadak dan dicurigai (suspek) terkena virus flu burung, Maka warga yang mengalami gejala sakit seperti itu jangan segan-segan berobat ke puskesmas. Soal biaya kita gratiskan,” tukasnya.
Anwar Ketua RT 03 Kelurahan Kayumanis mengatakan, warga Kayumanis khususnya di RT 03 telah merelakan  ternak ayamnya dimusnahkan dengan cara dibakar,  walaupun, masih ada beberapa unggas, seperti burung merpati dan hewan ternak lainnya yang belum berhasil dimusnahkan,” imbuhnya.
Sebelumnya Walikota Diani Budiarto menginstruksikan dinas terkait agar serius menangani kasus flu burung di Kota Bogor. Pasalnya, mewabahnya flu burung ini, ditambah dengan kenaikan harga pangan ternak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha peternakan di Kota Bogor.
Ia juga menginginkan agar tahun ini dilakukan-usaha-usaha preventif guna mencegah mewabahnya kembali flu burung. “Dinas terkait harus bekerja lebih keras sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (Topoksi) masing-masing,” ujar Diani. 

Pantauan harga burung di Pasar burung bogor 2012

Pantauan harga burung di Pasar burung bogor 2012
Berikut ini adalah daftar harga burung di pasar burung yang ada di wilayah Kota Bogor Jawa Barat hasil survey selama bulan desember 2011 - januari 2012 ;
1. Anis Merah dewasa : Rp 800.000 - Rp 1.500.000
2. Cucak Hijau Dewasa : Rp 450.000 - Rp 800.000 
3. Pentet Dewasa : Rp 150.000 - Rp 300.000
4. Love Bird Dewasa : Rp 300.000
5. Love Bird Kacamata Dewasa : Rp 500.000 - Rp 800.000
6. Kenari Lokal Dewasa : Rp 200.000 - Rp 300.000
7. Jalak Suren Dewasa : Rp 300.000 - Rp 500.000
8. Jalak Kebo Dewasa : Rp 75.000 - Rp 100.000
9. Jalak Nias Dewasa : Rp 100.000 - Rp 200.000
10. Parkit Sepasang : Rp 80.000 - Rp 100.000 ( ket : kondisi ombyokan )
11.  Cucak Jenggot : Rp 100.000 - Rp 400.000
12.  Kutilang : Rp 20.000 - Rp 50.000
13.  Trucukan/Jogjog : Rp 20.000 - Rp 50.000
14. Gelatik batu : Rp 50.000 - Rp 100.000
15.  Branjangan : Rp 50.000 - Rp 300.000
16.  Tledekan laut : Rp 150.000
17.  Tledekan Gunung : Rp 300.000
18.  Kacer : Rp 300.000 - Rp 700.000 
19.  Kacer JaBar tangkapan hutan (Kondisi Blm Voer) : Rp 80.000-Rp 100.000
20.  Kutilang Emas / Sutera : Rp 50.000
21.  Cucak Gunung / Cucak wilis : Rp 40.000 - Rp 50.000
22.  Beo Nias : Rp 700.000 - Rp 1.300.000
23.  Decu : Rp 300.000
24.  Ciblek dada kuning dewasa : Rp 75.000 - Rp 250.000
25.  Ciblek dada Putih dewasa : Rp 130.000 - Rp 300.000
26.  Ciblek hasil tangkapan hutan (Kondisi blm voer) : Rp 25.000 - Rp 35.000
27.  Kapas Tembak dewasa : Rp 150.000
28.  Jalak Hongkong / Jalak Putih hongkong : Rp 600.000
29.  Jalak Suren Malaysia : Rp 250.000
30.  Anis Kembang dewasa : Rp 400.000
31.  Cipo/ Cito/ Sirpu anakan : Rp 75.000 
32.  Cipo/ Cito/ sirpu dewasa tangkapan hutan (kondisi belum voer) : Rp 40.000-Rp 50.000
33.  Poksay Impor : Rp 600.000
34.  Robin Mandarin : kosong 
35.  Hwamey atau Wambie : kosong
36.  Info burung lainnya segera menyusul ( update )
Keterangan : 
Harga yang berlaku adalah harga burung mulai dari bakalan sampai burung jadi,
Pemantauan harga dilakukan di Pasar-pasar Burung wilayah Kota Bogor
( Pasar Merdeka, Pasar Anyar, Pasar Bogor, Jalan Empang, Serta beberapa kios burung yang tersebar di jalan-jalan utama Kota Bogor) 

(Alap-Alap Erasia Falco tinnunculus)

(Alap-Alap Erasia Falco tinnunculus)
Berukuran kecil (33 cm), berwarna coklat. Jantan: mahkota dan tengkuk abu-abu, ekor abu-abu kebiruan tanpa garis. Tubuh bagian atasnya merah karat dan sedikit bergaris hitam, tubuh bagian bawah kuning kerbau bercoretkan hitam. Betina: ukuran lebih besar, tubuh bagian atas seluruhnya coklat, kurang merah dengan garis-garis yang lebih tebal. Remaja: seperti betina tetapi coretan lebih rapat.

Iris coklat, paruh abu-abu dengan ujung hitam, dan kaki kuning dan biasanya berteriak menusuk “yak-yak-yak-yak-yak”.
Penyebaran global:
Afrika, Erasia, India, dan Cina. Pada musim dingin menyebar ke selatan sampai Filipina dan Asia Tenggara.
Penyebaran lokal dan status:
Pengembara yang jarang sampai Sumatra. Secara teratur mengunjungi Kalimantan bagian utara dan Sulawesi.
Kebiasaan burung yang satu ini adalah Penerbang yang sangat anggun, terbang melingkar perlahan, atau melayang-layang diam sambil mengepakkan sayap ketika berburu.

 Menukik tajam begitu melihat mangsa, sering menyambar mangsa dari atas tanah. Bertengger pada tiang atau pohon mati. Lebih menyukai daerah terbuka.
INFO BURUNG KICAUAN. Powered by Blogger.