Latest Updates

Kangkok besar ( Hierococcyx sparverioides )

Kangkok besar ( Hierococcyx sparverioides )


Kangkok besar ( Hierococcyx sparverioides ) adalah species pada familia tekukur, kangkok, dan sejenisnya yaitu cuculidae. Panggilan mereka di musim panas adalah Tentang suara ini ini  dan bunyi ini dihasilkan dengan baik setelah senja.

Kangkok India ( Cuculus micropterus )

Kangkok India ( Cuculus micropterus )

Kangkok India ( Cuculus micropterus ) adalah bagian dari ordo burung yang berasal dari tekukur, kangkok, dan sejenisnya, yaitu Cuculiformes, yang ditemukan di Asia, dari Pakistan, Sri Lanka dan mengarah ke timur sampai ke Indonesia dan mengarah ke utara ke Cina dan Rusia. Kangkok India adalah burung yang suka menyendiri, pemalu, mereka dapat ditemukan di hutan, seumpama hutan terbuka hingga pada ketinggian 3.600 m.

Tubuh kangkok India berukuran sedang (30 cm), berwarna coklat keabu-abuan. Kepala abu-abu. Tubuh bagian atas kecoklatan. Tubuh bagian bawah keputihan, bergaris hitam tebal. Tenggorokan kelabu muda Bedanya dengan kangkok erasia: ujung ekor kangkok Erasia bergaris hitam, cincin mata berwarna abu-abu suram. Iris coklat, lingkar mata abu-abu, paruh atas hitam, paruh bawah kehijauan, kaki kuning. Kicauan berupa siulan keras seperti bunyi “blan da ma bok“, dan diulang secara terus menerus, terutama saat malam

Ayam Hutan - Merah ( Gallus gallus )

Ayam Hutan - Merah ( Gallus gallus )
Ayam-hutan merah Gallus gallus ) adalah sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 46cm. Ayam-hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap.
Dikepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap.

Ayam-hutan merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya, Republik Rakyat Cina selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Ada lima subspesies yang dikenali. Di Indonesia, subspesies G. g. bankiva ditemukan di Jawa, Bali dan Sumatra.



Ayam-hutan merah hidup berkelompok, ayam jantan dengan beberapa ayam betina. Di pagi dan sore hari, mereka keluar mencari makanan di atas permukaan tanah. Pakan Ayam-hutan Merah terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga serta berbagai jenis hewan kecil. Ayam betina biasanya menetaskan antara lima sampai enam butir telur berwarna coklat muda pucat atau coklat kemerahan. Anak ayam dapat terbang setelah berumur satu minggu.

Ayam-hutan merah diyakini sebagai leluhur dari ayam peliharaan. Sejak kapan ayam-hutan ini didomestikasi tidak jelas, namun mereka sudah diternakkan sejak peradaban Lembah Indus sekitar 5.000 tahun yang lalu. Sebagai salah satu unggas yang paling banyak ditemui dan diternakkan, ayam-hutan merah dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.

You Are Invited: Painted Bird Trunk Show

Chris and I are super excited to be hosting a trunk show for Painted Bird shoes at The Corner next Sunday. The Owners of Painted Bird will be on hand, and mimosas will be served, as you peruse the full Summer 2012 Collection contemplating one pair or multiple pairs (that really is the question). If you live near Huntington Beach or are planning to be in the area, we would love to meet you!

This is the first time the new line will be on display and available for try-on, so bring a friend and hope to see you there!  I'll be the one with the shoes on my feet and filling my arms.

Details below...

Ayam Hutan - Kelabu ( Gallus sonneratii )

Ayam Hutan - Kelabu ( Gallus sonneratii )

Ayam hutan kelabu ( Gallus sonneratii ) adalah salah satu dari empat spesies ayam hutan. Ayam ini berukuran sedang, dengan panjang sekitar 80cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 38cm.
Ayam hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel berwarna kelabu berbintik hitam-putih dengan kulit muka merah, bercak putih di telinga, paruh kuning kecoklatan, iris mata kuning, ekor hitam keunguan dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Sisi bawah tubuh berwarna kelabu bergaris putih dan kakinya berwarna kuning kemerahan terang dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu seperti sisik berwarna putih kecoklatan di bagian sisi bawah tubuh.

Ayam hutan kelabu tersebar dan endemik di hutan tropis bercuaca kering di India bagian tengah, barat dan selatan. Ayam betina biasanya menetaskan antara tiga sampai lima butir telur berwarna putih atau putih kemerahan yang dierami oleh induk betina selama kurang lebih tiga minggu.


Ayam hutan kelabu mempunyai kebiasaan serupa dengan Ayam hutan merah, yang juga dapat ditemui dan berhibridasi di India. Ayam ini hidup berkelompok dan bersarang di atas pohon. Di pagi dan sore hari, mereka keluar mencari makanan di atas permukaan tanah. Pakan ayam hutan kelabu terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga serta berbagai jenis hewan kecil.
Nama ilmiah spesies ini memperingati seorang penjelajah berkebangsaan Perancis bernama Pierre Sonnerat.Ayam-hutan Kelabu dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.

Why Didn't Someone Wake Me Up?

A couple of weeks ago the garbage truck rumbled through the alley behind my house making all sorts of mad noise and beeps. When I woke up I could have sworn was at home, in my parents' house, with the school bus waiting in the driveway. As in 20 years ago. 

I'm homesick. And I can't help thinking it's compounded by the 80's and 90's stuff floating around everywhere. Neon, moto, studs, cropped boots, lace--it's out in full force and I wore a piece of all of it back in the day. Jeggings? Can't remember what we called them, but I had more pairs of ribbed jeans than I knew what to do with. Floral denim? Let's just say I swore NEVER AGAIN to anything bright when it was all over and the fog lifted.

Cut to scene and somehow a pair of neon pink pants has found its way into my closet. Perhaps I can blame it on angst over aging and missing my family? Something's gotta give because I'm actually starting to like neon and it's scaring the hell out of me.  In an effort to test for a cure, this weekend I'm taking a quick zip home to Canada. My sanity is on the line and, quite frankly, I'm not sure how much more Home Depot and the local thrift store can take of my wardrobe.
I told ya: it's crazy time up in here.
Compounded by the back and forth of 'to ferris wheel or not to ferris wheel?'
I FERRIS WHEELED.
But I did not cat, thereby proving I've entered risky waters.
Even my gymnastics skills are coming back.

~Outfit: Gap-Tank, M2F-Vest (similar), Current/Elliott-Jeans, Rebecca Minkoff-Bag (old), Swedish Hasbeens-Shoes (here in soft pink since I'm on a roll), Anthropologie-Sunglasses~

Nínox De Andamán ( Ninox affinis )

Nínox De Andamán ( Ninox affinis )


Burung hantu elang AndamanNinoxe Des Andaman, atau Nínox De Andamán (Ninox affinis) adalah spesies burung hantu dalam famili Strigidae. Burung ini endemik terhadap India. Habitat ini terancam akibat hilangnya habitat.

On the Fly

On occasion I've been known to pull together a pretty sweet outfit without even trying. Case in point: yesterday. The screen door place called to say it was ready for pick-up (as you may recall it flew off the hinges Beverly Hillbillies style over the long weekend and...uh, yeah we'll just leave it at that) so I pulled on a skirt, hiked it up as a dress, added a belt and a little lace vest and ta-da!

Why have I never tried this before? Mysteries of the universe.
~Details: Dress/Skirt-Mossimo, Vest-H&M (old, but here's a similar one), Sandals-Matt Bernson(old), 
Fringe Bag-Brandy & Melville (similar), Sunglasses-Anthropologie~

Pinguin Waitaha ( Megadyptes waitaha )

Pinguin Waitaha ( Megadyptes waitaha )


Pinguin Waitaha ( Megadyptes waitaha ) ialah spesies pinguin di Selandia Baru yang telah punah yang ditemukan pada bulan November 2008.Spesies baru ditemukan oleh ilmuwan dari Universitas Otago dan Universitas Adelaide yang membandingkan tulang kaki sediaan pinguin berusia 500 tahun, 100 tahun, dan sekarang. Awalnya mereka percaya bahwa semuanya masuk spesies pinguin bermata kuning (Megadyptes antipodes) yang sudah terancam sejak permukiman manusia.
Namun, tulang yang berusia 500 tahun menghasilkan DNA yang berbeda dan "kurang lebih 10% lebih kecil daripada pinguin mata kuning. Kedua spesies itu berhubungan erat". "Penemuan kami menunjukkan bahwa pinguin mata kuning di Selandia Baru daratan bukanlah sisa populasi yang dahulu melimpah dan sekarang merosot, namun berasal dari sub-Antarktika yang relatif terkini dan menggantikan pinguin Waitaha yang sekarang lenyap," kata anggota tim Dr. Jeremy Austin, wakil direktur Australasian Centre for Ancient DNA.


Karena suku Māori setempat tidak punya catatan atas spesies berbeda ini, diperkirakan hewan ini telah punah antara tahun 1300-1500, segera setelah permukiman bangsa Polinesia di Selandia Baru. Laporan itu diterbitkan di jurnal ilmiah Proceedings of the Royal Society B

Perkembangan Ekspor KOPI Bubuk

Perkembangan Ekspor KOPI Bubuk
Perkembangan Ekspor KOPI Bubuk

KOPI dengan kode HS 090121 yakni KOPI digongseng, tidak dihilangkan kafeinnya, dan 090122 yakni KOPIdigongseng, dihilangkan kafeinnya hampir seluruhnya dalam bentuk bubuk. Andaikan ada dalam bentuk “unground” pun, hanya dalam jumlah kecil saja (kurang dari 10%). Oleh ITC keduanya disatukan dengan pertimbangan bahwaKOPI digongseng atau disangrai dan masih “unground” pada akhirnya akan dibuat bubuk dengan proses yang mudah. Dengan demikian berdasarkan data ITC, ekspor KOPI bubuk Indonesia kurang dari satu persen dari total ekspor. Pada 2008 misalnya, ekspor dalam bentuk biji masih sangat mendominasi yakni mencapai 99,8% dari total 468.749 ton. Paling tidak ada dua alasan mengapa ekspor KOPI Indonesia masih tetap dominan dalam bentuk biji, pertama karena pihak importir di negara tujuan utama ekspor KOPI seperti Jepang lebih menginginkan ekspor dalam bentuk biji dari pada sudah dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk KOPI olahan lainnya.

Pihak importir atau negara-negara konsumen lebih suka mencampur sendiri dari pada membeli KOPI bubuk olahan. Karena mereka lebih paham selera pasar konsumen KOPI di negaranya sendiri, dan juga memiliki pengalaman dalam roasting dan blending KOPIsangat baik. Kedua, para eksportir dari Indonesia sendiri juga lebih menyukai ekspor dalam bentuk biji karena langsung mendapat pembayaran dalam bentuk cash, dari pada mensuplai produsen KOPI dalam negeri yang kadang kala pembayarannya setelah barang dikirim plus dibebankan pajak pertambahan nilai (PPN). Sekalipun mungkin saja profit penjualan ke pasar lokal lebih besar dibandingkan ekspor.

Yang menarik pula adalah selain volume ekspor KOPI bubuk Indonesia masih kecil, dalam tujuh tahun terakhir ekspor tampak fluktuatif dengan kecenderungan volume yang makin menurun. Untuk HS 090121, pada 2008 hanya tercatat sebanyak 153 ton saja, dan tertinggi pada 2009 yakni sebesar 1.567 ton. Jumlah ini pun berdasarkan data BPS yang Kode HS-nya ditampilkan lebih rinci menunjukkan bahwa KOPI yang benar-benar bubuk hanya 138,5 ton (HS 0901212). Sisanya yang 14,5 ton (HS 0901211) adalah dalam bentuk biji yang disangrai.

Kemudian, untuk HS 090122, pada 2008 tercatat sebanyak 108 ton. Jumlah ini menurut data BPS hampir seluruhnya (99,3%) atau 107.468 kg dalam bentuk bubuk (HS 0901222), dan sisanya yang 741 kg (HS 0901221) dalam bentuk biji disangrai (tidak ditumbuk). Pada 2009 volume ekspor naik menjadi 349 ton.

Menurut data ITC, ekspor tertinggi KOPI bubuk digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya terjadi pada 2009 yakni 1,567 ton ton. Sedangkan KOPI bubuk digongseng dan dihilangkan kafeinnya terjadi pada 2006 yakni mencapai 1.471 ton.

Sama halnya dengan volume ekspor KOPI digongseng baik yang tidak dihilangkan kafeinnya maupun dihilangkan kafeinnya tergolong kecil dibandingkan ekspor KOPI dalam bentuk biji, masing-masing US$ 1,03 juta atau 0,10% untuk ekspor dengan kode HS 090121 dan US$ 0,41 juta atau 0,04% untuk ekspor dengan kode HS 090122. Padahal harga KOPI bubuk baik yang digongseng maupun yang tidak digongseng cenderung terus meningkat dalam lima tahun terakhir (2004-2008), setelah sebelumnya cenderung terus menurun hingga tahun 2003. Momentum kenaikan harga ini mustinya dapat dimanfaatkan oleh produsen KOPI bubuk di dalam negeri untuk menggenjot volume ekspor. Sayangnya hal itu tidak terjadi.
binaukm.com

Kea ( Nestor notabilis )




Kea ( Nestor notabilis ) adalah spesies bayan ( famili Psittacidae ) unik yang ditemukan di wilayah berhutan dan alpen Pulau Selatan Selandia Baru. Kea adalah satu-satunya dari sedikit bayan alpen yang diketahui di dunia, sehingga kotoran dari pola makannya yang omnivora umumnya terdiri dari akar-akaran, dedaunan, biji, nektar dan serangga. Hal yang tidak biasa saat ini, Kea sekali-kali dibunuh untuk penghargaan saat hewan ini berburu pada peternakan, khususnya domba, sedangkan perlindungan secara penuh hanya terlaksana pada tahun 1986

Perawatan Burung Ciblek Untuk Kontes






ciblek merupakan salah satu burung kecil yang sekarang ini juga menjadi salah satu burung kontes. burung ciblek terdiri dari beberapa jenis : ciblek kebun, ciblek sawah, ciblek gunung. biasanya jenis burung ciblek yang menjadi favorit adalah burung ciblek kebun. kmren saya baru beli dari kawan burung ciblek kebun dari daerah temanggung jawa tengah, pengiriman dilakukan melalui /lewat bus.
pas sampe lampung mah burung kelihatan sedikit stress, namun setelah beberapa hari dilakukan perawatan alhmdlh burung tersebut sudah mau bunyi, burung tersebut terdiri dari 2 jenis, ciblek biasa sama ciblek kalung. burung ciblek yang banyak diminati adalah burung ciblek jawa, hal ini karena burung ini mempunyai mental yang berani, suara yang keras, ngebren , suara yang bervariasi. perawatan saya untuk burung tersebut adalah : jangkrik 1 sehari waktu siang hari, pemberian kroto dilakukan 3 hari sekali. jemur setiap pagi, mungkin antara 40-60 menit. jika perawatannya sesuai maka akan membuat burung ini mengeluarkan suara yang ngeplong. perbedaan ciblek jantan dan betina - dari segi suara sudah jelas beda, - klo ciblek betina itu mempunyai ciri terdapat alis putih pada bagian atas matanya. harga ciblek jawa yang udah bunyi itu mencapai harga 200-500 ribu, bahkan bisa lebih.

Cara Mengetes Keganasan Burung Ciblek

Cara Mengetes Keganasan Burung Ciblek

hari ini burung ciblek cewe ku lepas, awalnya sech bermula dari mau ngetes keganasan ciblek jantan.  aku masukin ciblek yang cewe ke kandang ciblek yang cowo, mungkin karena ga jodoh akhirnya ciblek yang jantan ngamuk-ngamuk dan mematuk ciblek yang betini. setelah itu ciblek betina berusaha untuk menghindar, si ciblek cewe terbang kesana kemari sampai akhirnya menemukan jari-jari/ruji-ruji kandang yang jaraknya memang agak lebar. karena konsentrasinya terbagi 2, yaitu antara memegang kamera dan berusaha megang burung ciblek akhirnya si ciblek betina lepas dan mengucapkan selamat tinggal.

Sebenernya sayang sekali karena ciblek betina tersebut sangat handal, gacor dan sering memancing burung ciblek jantan untuk bunyi. ya dalam artian buat nge cas....hmm ciblek yang kupelihara dari kecil saat melolohnya dengan kroto dan menggunakan lidi itu hilang. selamat jalan ciblek semoga esuk pagi kau kan kembali lagi kesangkarmu ( ngarep ). hehehee

Burung Ciblek, kecil-kecil cabe rawet

Burung Ciblek, kecil-kecil cabe rawet

http://javakepel.files.wordpress.com/2008/07/img00180.jpg

Burung Ciblek, kecil-kecil cabe rawet - Ciblek (Prinia Familiaris) sekilas tampak tampilan burung ini kurang menarik, dengan warna bulu yang kurang memikat (berwarna dominan abu-abu) dan suara yang monoton yang sering di perdengarkan ciblek di alam, membuat banyak orang memandang sebelah mata terhadap burung ini. Berbeda dengan sepupunya Prenjak, yang telah lama memikat hati bagi sebagian orang karena kicauannya yang jika bersahutan antara jantan dan betina nampak serasi dan merdu serta enak di dengar.
Mungkin ketertarikan awal orang akan burung ini adalah karena tampilannya yang aktraktif dan relatif lebih mudah di ”rawat” di bandingkan dengan burung prenjak yang lebih sensitif, maka burung ciblek lebih mudah ”survive”. Sampai saat ini kita masih dapat dengan mudah menjumpai burung ciblek di beberapa pasar burung dengan harga yang relatif ’terjangkau’. Untuk burung ciblek liar yg sudah berumur, di pasar kebayoran baru dan Pasar pramuka kita dapat membeli burung tersebut dengan harga kisaran Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 20.000,- tergantung pasokan barang. Untuk burung ciblek yang masih lolohan atau masih muda harganya di patok kisaran Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- tergantung kondisi burung. Cerita akan lain jika burung tersebut sudah ’mau bunyi dan sudah belajar makan voer’, dengan kondisi burung yang sudah demikian, maka sepertinya kita akan dipaksa untuk merogoh kocek agak dalam. Untuk burung yang sudah mau bunyi dan sudah mau makan voer (sebagai pakan utama) maka harga yang dicapai bisa kisaran Rp. 50.000,- sampai dengan 100.000,-. Beda lagi jika ternyata burung tersebut bermental baik, yang akan di ketahui jika burung itu dipertemukan dan mau bertarung dengan burung lain, rasanya harga Rp. 150.000,- akan menjadi tawaran yang menggiurkan untuk kicaumania.

Harga tersebut tentunya akan beda tergantung pada waktu dan tempat juga demand (minat) terhadap burung ciblek. Dan akan berbeda lagi jika kita temui burung dengan kualitas Istimewa.
Burung kualitas istimewa disini biasanya bermental sangat baik, dengan volume yang diatas rata-rata burung ciblek pada umumnya. Tampilannya juga aktraktif dengan gerakan lincah saat berkicau dan menarikan ekornya untuk memperagakan tarian perangnya jika berhadapan dengan musuh/burung ciblek lainnya.
Variasi suara burung ciblek biasanya senada dan diperdengarkan dengan tempo tinggi (ngotot) dan terus menerus, sehingga enak di dengar. Beberapa ciblek telah dapat di master dengan suara burung lain. Istilah suara tembakan, suara ngebren adalah istilah yang biasa di gunakan oleh penggemar burung ini untuk menggambarkan suara burung ciblek yang sedang berkicau.
Suara tembakan adalah suara burung saat memperdengarkan suara kerasnya secara satu persatu dengan tempo nada yang tidak begitu rapat. Ngebren adalah suara ciblek yang di perdengarkan dengan tempo tinggi/rapat dan keras. Rasanya jarang kita temui burung ciblek yang bersuara ”setengah hati”. Variasi suara burung ini akan tergantung pada kecerdasan burung dalam menangkap dan merekam suara burung lain disekitarnya.
Sebenarnya ciblek merupakan burung yang layak kembali untuk dilombakan pada kelas tersendiri.sudah sepantasnya burung ini tidak lagi di pandang sebelah mata dan dianggap sebagai burung ”kelas II”. Burung ini terkenal memiliki mental yang baik, kemampuan aktraktif-nya pun sangat enak di pertontonkan, layaknya melihat miniatur burung petarung seperti hwa mei yang sedang bertempur dengan gaya fighter membuka sayap dan mengibas-ngibaskan ekornya turun dan naik pada tangkringan sebagai atraksi menekan mental lawannya. Kriteria penilaian burung ini dapat di nilai dari variasi lagu, mental, gaya saat menghadapi lawan, serta tidak lupa kicauan yang bertempo cepat, tebal dan tajam.


Mental burung ciblek yang sudah ’jadi’ tidak perlu di ragukan lagi. Penulis beberapa kali menemukan ciblek yang bermental sangat baik, yang bukan saja berani bersahutan dengan burung sejenis, namun burung ciblek yang sudah jadi terkenal berani berkicau dan bersahutan dengan burung yang secara fisik maupun volume suara lebih besar.
Tidak saja untuk di pertandingkan, burung ciblek juga dikenal sebagai burung ”master” yang baik, khususnya untuk burung kenari, branjangan, cucak hijau dan lainnya.
Ini dimungkinkan, karena burung ini yang akan ”ngotot” berkicau jika mendengar suara burung lain, sehingga cocok untuk masteran burung lain karena akan berkicau setiap saat, juga suara burung ini akan sangat menonjol dan biasanya di gunakan sebagai senjata ”tembakan” bagi burung lomba lainnya.
Peliara ciblek... Lomba Ciblek.. Siapa takuutttt.... !!!

Ciri - Ciri Ciblek Jantan

Ciri - Ciri Ciblek Jantan

Ciri - Ciri Ciblek Jantan - Sebelum saya uraikan tentang Ciri - Ciri Ciblek Jantan sekedar saya ingatkan tau mengingat kembali tentang burung ciblek, Burung Ciblek merupakan burung fighter kecil yang memiliki suara tembakan dahsyat. Jika burung ini telah cukup umur, dia bisa mengeluarkan suara ngebren yg benar-benar mirip dengan rentetan senjata AK-47. Sayangnya, tidak semua ciblek mampu mengeluarkan suara-suara tersebut. Hanya ciblek jantan yang memiliki kemampuan seperti itu. Oleh karenanya, jika kita ingin memelihara ciblek, sangat disarankan untuk memilih ciblek jantan dibanding yang betina. Persoalanya, tidak mudah bagi kita untuk membedakan mana ciblek jantan atau ciblek betina. Ciri-ciri umum yang sudah kita ketahui terkadang telah dimanipulasi oleh para pedagang.
Namun demikian, ada baiknya kita untuk mengulas kembali apa saja ciri-ciri ciblek jantan dan betina supaya kita bisa berhati-hati dalam membeli. Dan berikut ciri-ciri umum dari burung kecil tersebut.
1. Ciri-ciri ciblek jantan
- Paruh atas dan bawah berwarna hitam pekat (termasuk paruh dalam ronga mulut)
- Ekor rapat dan panjang
- Warna bulu abu abu bagian kepala jelas (dileher abu abunya membentuk kalung)
- Suara (dominan nembak …ciblek….ciblek..ciblek…dan variasi lainnya)
- Tidak ada alis putih di atas dan bawah mata
2. Ciri-ciri ciblek betina
- Paruh atas hitam bagian bawah putih (termasuk rongga dalam mulut berwarna putih)
- Ekor mengembang dan pendek (menyerupai kipas)
- Warna bulu agak bagian kepala kuning kehijau hijauan (abu abu dileher tidak membentuk kalung)
- Jarang bersuara/ hanya bersuara cinenenen..cinenenn…
- Ada alis putih di atas dan bawah mata
Setelah mengetahui ciri-ciri umum dari ciblek jantan dan ciblek betina diatas, sekerang terserah kita semua apakah mau memelihara burung tersebut atau tidak. Andaikan berminat, pilihlah ciblek putih jantan dibanding ciblek kuning. Akan tetapi, semua kembali ke selera masing-masing individu. Yang jelas, ciblek putih jantan biasanya memiliki tembakan yang lebih panjang dibanding ciblek kuning.
Terakhir, semoga ciri-ciri ciblek jantan dan ciri-ciri ciblek betina diatas bermanfaat.

Burung Perenjak Jawa

Burung Perenjak Jawa

Selain membahas tentang burung ciblek , ciblek mania juga membahas sedikit tentang burung kampung lainnya, yaitu prenjak, Perenjak jawa atau yang juga dikenal dengan nama ciblek adalah sejenis burung pengicau dari suku Cisticolidae (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku Sylviidae). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai bar-winged Prinia, merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Nama ilmiahnya adalah Prinia familiaris Horsfield, 1821.

Kebiasaan dan penyebaran

Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Juga kerap teramati di perkebunan teh. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. ! Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.

Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.

Perenjak jawa adalah burung endemik (menyebar terbatas) di wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. 

Membedakan Ciblek jantan dan betina

Membedakan Ciblek jantan dan betina



Membedakan Ciblek jantan dan betina menjadi hal yang vital bagi kita sebagai penghobi burung, Apalagi jika kita dalam memperoleh ciblek tersebut dengan membeli dari pasar atau sesama penghobby burung ciblek.
Burung Ciblek jantan ataupun betina bisa diketahui dari fisik dan warna paruh bagian bawah , hal ini berlaku juga untuk burung jenis Prinia. Apa saja yang membedakan ciblek jantan dan betina? Beberapa panduan ini bisa digunakan:

Ciblek jantan:                                                                                                                                                                                                                                                                              
1. Ciblek jantan yang masih muda, perhatikan pada bagian bawah paruhnya yang berwarna putih apakah ada bagian ujung paruh yang berwarna hitam, karena jika ujung paruhnya berwarna hitam maka sudah dipastikan burung tersebut adalah burung ciblek muda jantan.
2. Jantan dewasa bagian bawah paruhnya berwarna full hitam.
3. Badan lebih besar dan ekornya lebih panjang dari yang betina.
4. burung jantan  akan mengeluarkan suara yang bervariasi namun monoton dengan tembakan ciri khasnya ’ciklak..ciklak..ciklak dan biasanya diselingi dengan tembakan rapat crecetetet... "
5. Burung jantan akan langsung bereaksi begitu melihat burung lain sesama jenisnya. sedangkan
6. Bulu dada atas dan samping kanan kiri berwarna hitam.
7. Bulu dada ke bagian perut kuning keputih-putihan.
8. Atap kepala hingga ke sayap abu-abu gelap.
9. Kepala condong bulat agak besar atau istilah jawa Njambe.
10. Kaki panjang proposional dengan cengkraman kuat, ini merupakan ciri fighter bagus.
11. Paruh tebal hitam dan rongga mulut juga hitam.
12. Mata cerah bulat dan belotot. Mata yang memerah menandakan bahwa burung jantan sudah dewasa.
13. Ekor agak panjang dan rapat.

Ciblek betina:
                                                                                                                       
1. Bagian bawah paruh berwarna putih polos.
2. Badan  lebih kecil serta ekor lebih pendek dari yang jantan.
3. Bulu dada kuning keputihan.
4. Mempunyai alis berwarna putih di atas mata.
5. Suara burung betina monoton dan hanya membalas tembakan dari sang jantan ’ciap..ciap..ciap’ dan sering bersuara memanggil ’ ci..ci..ci ’

Kākā,( Nestor meridionalis )

Kākā,( Nestor meridionalis )

Kākā,( Nestor meridionalis ), adalah bayan endemik dari hutan Selandia Baru. Terdapat dua subspesies, Kākā Pulau Utara, Nestor meridionalis septentrionalis, dan Kākā Pulau Selatan, N. m. meridionalis. Kata Kākā dalam bahasa Māori memiliki arti "bayan".

Caption Contest #22 Winner!

Caution: objects seen in your camera are bigger than they appear.

The winning caption was submitted by our clever Canadian friend Rondeau Ric.

Though I have to admit that the judging committee liked several others, including:

Mark S. Garland: Even if the goalkeeper is down, I am not going to play a header.
Wendy Eller: After Jack and his friends climbed the beanstalk, they decided to attend a soccer game.
Richard: Let's see Chet Baker pop this one !!
John W.: A dragonfly with an all-yellow head ...and very close-set eyes. Nope, not in this field guide.

Erik: Anyone else's cell phone getting 5,000,000,000,000 bars?

and...

Murr Brewster: Sorry. I'm not touching this caption with a ten-inch pole.


Burung Ciblek



Burung ciblek atau dikenal juga dengan nama latin Prinia familiaris kini semakin langka. Burung yang dimasukkan ke dalam keluarga Prinia (merujuk bulu sayap putih bertipe prinia) kini hanya tersisa di sebagian kecil pulau Jawa. Sumatera dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl.

Burung Ciblek memiliki ukuran fisik yang tergolong kecil, hanya sekitar 12 cm terhitung dari ujung paruh hingga ekor. Memiliki bulu punggung berwarna hijau ke abu abuan dengan bagian ujung ekor bermotif totol kehitaman tipis. Pada bagian punggung ada dua macam warna. Untuk tipe ciblek tegalan/ kebun dicirikan dengan warna dada putih sedangkan ciblek sawah berwarna abu abu agak gelap.

Burung Ciblek dada putih memiliki intonasi yang panjang, keras dan lebih melengking dengan suara bersuara cap..cap..cap… sedangkan ciblek sawah berbunyi cip..cip..cip… Paruh burung ciblek berbentuk runcing dan kecil dengan bagian atas kehitaman dan bawah kekuningan. Kakinya sangat rapuh berwarna coklat kemerahan.

Burung ciblek hidup secara berkoloni kecil antara 3 hingga 12 ekor. Mereka mencari makanan di area terbuka seperti sawah, pekarangan, kebun atau bisa juga didaerah tertutup seperti pinggiran hutan dan kawasan bakau. Di alam bebas, ciblek akan berbunyi secara bersahut sahutan dengan kawanannya. Nyanyian tersebut sebagai tanda komunikasi agar tidak terpisah dan juga sebagai tanda perngatan jika ada bahaya.

Saat bernyanyi, Burung ciblek akan mengangkat pantat dan ekornya sehingga terlihat semakin cantik. Burung ciblek mencari mangsa berupa ulat maupun serangga kecil. Terkadang mereka akan turun ke tanah untuk mengambil cacing yang muncul di permukaan. Akan tetapi ciblek peliharaan berbeda lagi dalam hal selera makanan. Mereka dibiasakan mengkonsumsi voer, ulat hongkong atau kroto yang dicampur. Burung ciblek yang gagal beradaptasi dalam selera makanan buatan manusia biasanya akan mati mendadak.

Seperti kebanyakan burung kecil lainnya, Burung ciblek membuat sarang dengan menganyam rerumputan halus. Mereka memilih pohon yang tidak terlalu lebat dengan banyak batang. Sarang ciblek berukuran kecil kurang lebih berdiameter 15 cm dengan lubang kearah samping. Sarang diletakkan di batang dengan ketinggian minimum 2 meter. Mereka bertelur antara 3 hingga 5 ekor. Ciblek termasuk burung yang pandai mengasuh anaknya, terbukti dengan rendahnya angka kematian anak di sarang.

Sebelum tahun 1990 an burung ini dibiarkan hidup bebas. Akan tetapi saat ini burung ciblek terus diburu. Penangkapan banyak dilakukan terutama di daerah pedesaan di pulau Jawa. Sifatnya yang tidak takut terhadap manusia, semakin mudah untuk menjerat burung ciblek. Ada beberapa macam cara untuk menangkap burung ini. Pemburu tradisonal biasanya menggunakan pulut (getah nangka) yang di oleskan di daerah habitat ciblek.

Karena burung ini memiliki pola terbang pada daerah yang sama, pemburu dapat memprediksi titik titik burung ini akan hinggap kembali. Ada pula yang menangkap dengan membentangkan jarring di sawah. Bisa juga dengan meletakkan cermin atau anakan burung yang diambil dari sarangnya pada sangkar perangkap sehingga memancing indukan untuk datang dan masuk perangkap. Para penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter, dan kecepatan tangan untuk menangkap burung ciblek yang tidur di malam hari pada pohon pohon ketela.

Burung ciblek dikenal memiliki daya tahan yang rapuh terutama hasil tangkapan dewasa. Burung ciblek peliharaan yang sudah pandai berkicau berharga mahal mencapai rentang harga antara 200 hingga 500 ribu sedangkan untuk yang berkualitas biasa dihargai tiga puluh hingga tujuh puluh ribu. Burung ciblek kualitas bagus sering digunakan untuk memaster burung lomba kicauan karena suara ciblek bening dan tajam

Cara Memilih Ciblek


Memilih ciblek gampang-gampang susah, jika kita tidak teliti maka kita akan mendapatkan kualitas ciblek yang kurang bagus. seperti video di atas yang memperdengarkan suara ciblek yang sangat menggoda hati.
berikut inbi obrolan singkat tentang cara Memilih Ciblek yang bagus, simak baik hasil translate rekaman hp saya.. :D

Tanya:
Katanya ciblek yg bagus adalah ciblek yg dadanya berwarna putih semua, klo para KM ada yg punya gambarnya tlg saya dikasih donk.
Apakah ciblek yg dadanya berwarna putih semua menandakan klo ciblek tersebut sudah tua, atau memang dari usia muda/trotolan ciblek tersebut sudah berdada putih??

Tanggapan Mas Willy:
Ciblek yg ada dipasaran ada dua macam, yg satu dada kuning punggung kecoklatan dan satu lagi dada putih punggung keabu-abuan (Jatim). Yg Jatim burungnya agak lebih besar dari yg kuning dan suara lebih tebal dan nyarig. Variasinya juga lebih banyak, jadi kalo ingin pelihara lebih baik yg dada putih/Jatim. (Siapa sich yg gak suka dada putih,...??? ) (willy )
Tanggapan saya:
Mas Willy, ciblek yang dada putih itu bukan sebagai tanda ciblek Jatim, sebab di Jateng juga banyak (Solo misalnya). Kalau di Solo, ciblek yang bagus yang Anda maksudkan itu adalah ciblek sawah (habitatnya di semak2 di lingkungan persawahan), sedang ciblek (tanpa diikuti kata “sawah”) habitatnya di kebun dan/atau tegalan.
Beda suara keduanya yang paling mencolok bukan pada besar kecilnya (volume) suara, tetapi pada lagu serta warnasuara. Kalau ciblek suara utamanya adalah “cap...cap...cap...cap...cap”, maka ciblek sawah adalah “clik...clik....clik...clik...”. Untuk sekali ngangkat suara, lagu cap2 ciblek relatif pendek (nggak ada seperempat menit---------menghitung dengan kecepatan normal paling sampai hitungan 10 sudah habis), sedangkan ciblek sawah relatif panjang, bahkan bersuara clik2 terus menerus sampai dua menitan (Anda berhitung sampai hitungan 120, kadang suara clik2nya belum berhenti) dan sangat bagus untuk masteran kenari.
Paling tidak, itulah yang saya pahami selama ini. (Duto)

Tanya:

Apakah ciblek bisa dimaster?

Jawab:

Nah itulah anehnya kita2 ini. Maunya semua burung bisa dimaster dengan suara apa saja. Prinsipnya sih bisa saja, bahkan CR pun bisa bersuara prenjak (hanya pelan memang). Tetapi kita harus ingat bahwa burung2 seperti CJ, ciblek, LB, cililin dan gereja adalah burung2 yang dipakai untuk memaster burung lain karena suara monoton mereka sangat khas dan dinilai "tinggi" oleh juri2 di arena lomba.

Jadi kalau burung2 bersuara monoton khas itu kemudian dimaster dengan suara burung lain, ya nggak paslah. LB, CJ, atau ciblek yang sudah dimaster dengan suara burung lain, "nilai"nya di arena lomba malah bakal anjlok.

Tiong-batu Kalimantan ( pityriasis gymnocephala )

Tiong-batu Kalimantan ( pityriasis gymnocephala )



Tiong-batu Kalimantan ( pityriasis gymnocephala ) adalah satu-satunya anggota dari keluarga burung pengicau Pityriaseidae dan genus Pityriasis. Ia merupakan spesies misterius dan jarang dijumpai dari kanopi hutan hujan Kalimantan.

Summer Must: Painted Bird Shoes

I am perched by my computer waiting for July 1st.  That's when the online shop for Painted Bird is supposed to go live, releasing all of these fabulous crochet shoes into our summer wardrobes.
Not even remotely sure how I'm supposed to select only one or two pairs, but my inner free bird can BARELY wait. Visit their site and examine the collection by clicking either of the pink links. Summer chic at its finest!

*all photos from Painted Bird*

Takur Gunung ( Megalaima monticola )

Takur Gunung ( Megalaima monticola )

Burung Takur Gunung ( Megalaima monticola ) adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga Ramphastidae. Dapat ditemui di Indonesia dan Malaysia. Habitat alaminya adalah hutan dataran rendah lembap subtropis atau tropis dan pegunungan berhutan lembap subtropis atau tropis.

Our Two Nests!

Here at Bird Watcher's Digest we're intently watching two different—vastly different—birds' nests. One of them has growing nestlings approaching their fledging date. The other nest is still being built.

Our soon-to-fledge nest is a red-shouldered hawk effort, complete with three age-disparate nestlings. Here's a short video clip to show how this nest looks today (Thursday, June 21).



And here is a longer clip of the second nest, which a ruby-throated hummingbird female is busy building right outside my office window at BWD.



Both of these clips were taken with my iPhone 4s camera using a Macguyver'd iPhone camera adapter and my spotting scope.

It's really nice to be able to watch this all unfolding from my workplace. A distraction that makes working inside a tad more enjoyable.

Bangau Hitam

Bangau Hitam

Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya wilayah India, Indo Cina dan Indonesiakecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar ke Afrika, Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di daerah tanah kering dan berlumpur.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. 




Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah

Summer Solstice

You know what this means, right? THE DOG DAYS OF SUMMER ARE OFFICIALLY HERE.
Look for me on my throne.
Contemplating the deeper things. Like what kind of table should go here?
And is it okay to mix Mexican and Moroccan decor?
And maybe I should've grabbed a couple more of these blankets? Or a larger one?

And most importantly, how to squish myself into that far corner to get the most of the late day sun.  

But for now I must go indulge in mid-afternoon job abandonment. 

Srigunting Jambul - Rambut ( Dicrurus hottentottus )

Srigunting Jambul - Rambut ( Dicrurus hottentottus )

Srigunting jambul-rambut ( Dicrurus hottentottus ) adalah burung Asia pada familia Dicruridae. Spesies ini dahulu dianggap sejenis dengan Dicrurus bracteatus, dengan nama "Srigunting Kelip" – yang dahulu digunakan pada kedua spesies itu – yang sekarang namanya sudah disediakan. Beberapa pihak memasukkan Srigunting sumatra (D. sumatranus) pada D. hottentottus sebagai subspesies (Lepage 2003).

Windblown

Ever notice how January, February and March totally drag on while June, July and August are gone in what seems like the blink of an eye? When I was a kid it felt like summer lasted forever, now not so much.  Totally bums me out.

So this summer I've made the scared as hell pointed decision to take fewer work projects in order to soak up as many warm days as possible. The past couple of years I've found myself at the beginning of September with a lot of regrets for not having done simple things like beach bonfires, a day at Disneyland or tackled a summer reading list. I'm feeling old lately, like time is running out. It really sucks and I don't want it to get the better of me so here goes nothing. 

The other day was hot. I mean SO HOT you couldn't go barefoot on the concrete. Embracing my inner rebel and the dull realization that it won't be long before any time in the sun could leave me shriveled up like a prune, I hauled it down to the beach and found a bunch of other people who had abandoned their jobs, too.  Hmmmmm, I think I'm onto something here.
~Details: T-Zadig & Voltaire (in white), Shorts-Current/Elliott, Belt-Flea Market, Sunglasses-Anthro~
~Bracelets (L): Vanessa Mooney (can't find online, sorry!), (R): Motif 56 (in black); 
Arrow Ring (L): Madewell, (R): Flea Market~
Summer, here I come.

Sempidan Kalimantan ( Lophura bulweri )

Sempidan Kalimantan ( Lophura bulweri )

Sempidan Kalimantan ( Lophura bulweri ) atau dikenal juga dengan nama Beleang Bulwor adalah burung dari Asia Tenggara dalam keluarga Phasianidae, endemik hutan rimba pulau Kalimantan. Saat ini terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN.

Burung ini memiliki ciri-ciri dimorfisme seksual. Jantannya memiliki total panjang sekitar 80 sentimeter (31 in), dan berbulu hitam dengan dada merah marun, kaki merah, ekor panjang putih murni, bulu melengkung, dan kulit wajah biru cerah dengan dua pial yang menyembunyikan sisi-sisi kepalanya. Betina memiliki total panjang sekitar 55 sentimeter (22 in), dan keseluruhannya berwarna coklat kusam dengan kaki merah dan kulit muka biru.




Sempidan Kalimantan adalah endemik Pulau Kalimantan. Sementara spesies ini secara lokal biasa ditemui di kawasan terlindung (misalnya Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur), mereka jarang ditemukan di tempat lain. Burung ini mendiami bukit dan wilayah bawah hutan pegunungan tropis, cenderung memilih hutan hujan dataran tinggi dan jarang mengunjungi dataran rendah di bawah ketinggian 300 meter (980 kaki). Makanannya terutama terdiri dari buah-buahan, cacing, dan serangga.

Gyps tenuirostris

Gyps tenuirostris

Gyps tenuirostris adalah spesies Hering Dunia Lama. Spesies merupakan spesies yang terancam punah dan statusnya dalam daftar merah IUCN adalah kritis. Populasi spesies ini terus berkurang karena penggunaan non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) diclofenac pada hewan ternak, terutama di India. Diclofenac beracun bagi burung hering, menyebabkan gagal ginjal dan kini digantikan oleh meloxicam (NSAID lain), yang tidak beracun terhadap hering. Namun diclofenac masih didapat secara ilegal dan digunakan pada hewan ternak.
INFO BURUNG KICAUAN. Powered by Blogger.