Latest Updates

Pijantung Telinga-kuning ( Arachnothera chrysogenys )

Pijantung Telinga-kuning ( Arachnothera chrysogenys )

Berukuran sedang (17 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Dikenali dari bercak kuning di pipi dan lingkar mata.
Iris coklat, paruh agak hitam, kaki coklat pucat.


Suara:
Nada tinggi pada waktu terbang “twit twit twit ii”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Penghuni tetap yang tidak umum di hutan dataran rendah Kalimantan dan Sumatra (termasuk pulau satelitnya) sampai ketinggian 1400 m. Ada beberapa catatan nurung ini berbiak di hutan dataran rendah Jawa Barat. Tidak ada catatan di Bali.

Kebiasaan:
Suka mengunjungi pohon berbunga di tepi hutan, di semak belukar sekunder, dan taman.


Makanan:
Buah kecil, biji-bijian, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Tidak ada keterangan

New Podcast Episode: Spring Sounds at Indigo Hill

There's a new episode available of my podcast "This Birding Life."

This episode (#36!) is a new type, I'm calling "Ear Candy" because it's audio-only. This is my attempt at creating shorter (but I hope no less interesting) episodes in between the longer episodes that come in both audio and enhanced audio (with images) formats. The longer episodes (I'm working on one about birding in Israel right now) take me a much longer time to create, which often means there are long lags between episodes. Which is why I'm hoping that Science can perfect cloning soon.


This episode "Sounds of Spring at Indigo Hill" is built with audio field recordings I did with my iPhone. And there's a bit of narration tossed in between. I hope you like it.

I'd also like to thank Carl Zeiss Sports Optics for their sponsorship support of "This Birding Life" and Podcast Central.

Burung-madu Pengantin ( Leptocoma sperata )


Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.


Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.


Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.

Burung-madu Sumba ( Apricot-breasted Sunbirds )

Burung-madu Sumba ( Apricot-breasted Sunbirds )

Berukuran kecil (11 cm). Jantan : tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan biru metalik, tubuh bagian bawah kuning, bagian tengah dada berwarna jingga tua. Betina : tubuh bagian atas berwarna hijau pucat, tenggorokan dan dada bagian samping berwarna kuning keabu-abuan. Burung muda mirip dengan betina.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
Endemik P. Sumba.




Penyebaran lokal :Umum di dataran rendah P. Sumba, NTB.

Kebiasaan :
Burung pemakan nektar yang sering mengunjungi kebun atau pohon berbunga. Burung jantan memiliki perilaku yang agresif dalam mempertahankan pohon teretorinya, mengusir dan menyerang pejantan lain yang datang. Hanya burung betina siap kawin yang diijinkan berkunjung dan mencari makan bersama di pohon berbunga yang menjadi teretorinya.


Gelatik Batu Sultan ( Melanochlora sultanea )


Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class Aves  Order: Passeriformes Family: Paridae  Genus: Melanochlora Species: M. sultanea Binomial name: Melanochlora sultanea Synonyms :
Parus flavocristatus
Berukuran agak kecil (20cm), Berwarna hitam dan kuning dengan jambul luar biasa panjang, lembut dan berwarna kuning. Betina mirip jantan tetapi tenggorokan dan dada berwarna kuning zaitun gelap, dan tubuh bagian atas tersapu warna zaitun.

Suara
Siulan melengking keras, berulang “ tsyiri-tsyiri-tsyiri” dan panggilan bahaya mengoceh bergetar.

Distribusi Global
Himalaya, China Selatan, Asia Tenggara, Indonesia (Sumatera) dan semenanjung Malaysia.

Distribusi Lokal dan Status

Terdaftar di Sumatera berdasarkan satu spesimen yang tidak jelas asalnya dan satu catatan (1938) dari sekelompok burung pada tajuk hutan dengan ketinggian 100m di Sumatera Utara

Kebiasaan

Hidup di tajuk hutan primer dan sekunder dalam kelompok campuran, aktif mencari serangga besar.

Status

Status IUCN: Least Concern     ver 3.1

It's Arbor Day! Plant a Tree!


Today (Friday, April 27) is Arbor Day, a holiday with its origins in the pioneer days on the Nebraska plains in the 1870s. Back then, farmers needed to plant trees as wind breaks to keep the plowed soil from blowing away. While I have mixed feelings about most of the Great Plains falling under the plow, which necessitated the planting of trees (that would never have naturally occurred there), I do believe that planting native trees in places where they belong is a good thing. You can read the history of Arbor Day here and learn about the Arbor Day Foundation here.

The Nature Conservancy is using the celebration of Arbor Day to focus attention on their Plant a Billion Trees project. The project focuses on restoration in the Atlantic Forest region of southeastern Brazil. I spent a week birding in this amazing part of the world back in 2008 (you can read a few of my blog posts here.) I witnessed vast tracts of forest, filled with birds and animals. And I also saw thousands of acres where the trees had been removed—often by slash-and-burn—and the land turned over to agricultural use. Some areas were so overgrazed and eroded that they were just bare, rocky earth.

The goal of this restoration project is to plant a billion trees in Brazil's Atlantic Forest by 2015. To help make this happen, TNC is asking for donation of a dollar per tree. More details can be found on the project's fancy, informative website: plantabillion.org.

Or, if you're wanting to make an impact closer to home, plant a native tree in your own backyard. Then stand back and take a deep breath of fresh air, because (don't forget) without trees, we would have a lot less oxygen to breathe.

Myself, I plan to find a really nice old tree on Arbor Day, put my arms around it and give it a long hug.

Burung Madu Sangihe ( Aethopyga duyvenbodei )

Burung Madu Sangihe ( Aethopyga duyvenbodei )

Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei) adalah salah satu jenis burung yang dilindungi oleh undang undang.Burung ini merupakan endemikSulawesi. Burung ini juga pernah dianggap sebagai burung terlangka di kawasan Wallacea. Burung ini sulit terlihat, terutama saat memakan madu di tajuk pohon yang tinggi

Panjang burung ini lebih kurang 12 cm. Ciri ciri burung madu Sangihe yang jantan ialah bagian atas hijau metalik dan biru. Punggungnya berwarna kuning zaitun. Pita tunggir dan tenggorokan nya berwarna kuning. Ciri ciri betina adalah bagian atasnya berwarna kekuningan. Begitu pula tunggirnya, tunggirnya berwarna kekuningan. Mahkotanya bersisik. Tenggorokan dan bagian bawahnya berwarna kuning .Habitat burung madu Sangihe adalah hutan dan kebun. Tepatnya, habitat burung ini adalah hutan primer dan tepi hutan

Selain memakan madu, burung ini memakan serangga kecil. Mereka mencari makan sambil bergerombol dengan burung burung kecil lainnya. Terkadang burung ini sendirian,berpasangan, atau berada dalam kelompok kecil. Biasanya teramati dan bergabung bersama burung madu dan burung cabai.Cara burung madu mendapatkan makanan adalah mengumpulkan serangga dari vegetasi dan sarang laba-laba

Rosella, Halau Hipertensi Sekuat Captopril

MENURUT data dari National Heart, Lung and Blood Association, hampir sepertiga warga negara Amerika menderita hipertensi. Hipertensi terjadi seperti sebuah selang kecil tipis berisi terlalu banyak air yang menekan. Bila terus menerus menekan, selang akan bocor dan selang bisa jadi bakal pecah.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada pembuluh darah. Tekanan yang begitu kerap atau intens bakal membahayakan organ-organ lain seperti ginjal, jantung menimbulkan masalah sehingga muncul stroke, kebutaan, dan lain-lainnya.

Untuk mengontrol hipertensi, dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup—olahraga, rileksasi, menghidari asupan garam—ditambah pengobatan. Selanjutnya, teh hibiscus bisa jadi tambahan terapi.

Tampaknya hibiscus atau yang kerap kita kenal sebagai bunga sepatu mampu menurunkan tekanan darah. sama seperti obat penurun tekanan darah, bunga berwarna merah juga kuning ini dikatakan dapat membuka pembuluh darah lebih lebar, menurunkan kekentalan darah dan meningkatkan produksi urin sehingga dapat mengurangi volum darah.

Teh hibiscus dibuat dari bunga Hibiscus sabdariffa, kadang-kadang disebut Rosella atau Karkade. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Phytomedicine tahun 2004, para pasien minum setiap hari 10 gram bunga kering yang diseduh.

Hasilnya menunjukkan bahwa teh ini dapat mengontrol hipertensi jenis ringan maupun sedang seefektif Captopril, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung.

Hibiscus juga dikatakan bekerja cepat. Journal of Ethnopharmacology melaporkan bahwa setelah 12 hari, 31 pasien yang mengonsumsi teh Hibiscus rata-rata mengalami penurunan tekanan darah hingga 11,2 persen untuk tekanan sistolik dan 10,7 persen untuk tekanan diastolik.

Normalnya, tekanan sistolik 120 dan diastolik 80, artinya teh hibiscus dapat menurunkan tekanan darah hingga kondisi normal selama kurang lebih tidak sampai dua minggu. Bagaimana para penderita hipertensi sebaiknya menggunakan herba ini?

Ellen Kamhi, Ph.D, RN dan kawan penulis dari The Natural Medicine Chest (Evans & Co.,2000) merekomendasikan agar memberitahukan penggunaan herba ini kepada dokter sementara Anda menggunakan obat atau meninggalkan obat ini sambil mengecek tekanan darah setiap hari.

“Rasio dan risiko penggunaan herba dalam hal ini tentu saja lebih aman dan lebih baik dibanding obat. Karena itu cobalah untuk menggunakannya,” ujar Ellen.

Sumber : Alternative Medicine

Burung-madu Sriganti

Burung-madu Sriganti

Burung-madu Sriganti adalah spesies burung yang mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, burung madu sriganti adalah burung yang berkerabat dekat dengan burung kolibri, burung ini suka menghisap madu bunga, bunga kelapa dan sering juga kita temukan sedang menghisap madu jantung pisang, burung madu sriganti umumnya mempunyai paruh yang super panjang dan lanci, namun ada juga yang mempunyai parung yang pendek menyerupai paruh spesies burung ordo, contohnya burung kacamata/pleci.

Misty Faded Memories

In my parents' house we have a lot of photo albums.  One of my favorite pastimes has always been  flipping through those old pictures to see my parents before they were married and then before they had me and my brother.  The hair people, the hair! As I've gotten older I've developed a keen interest in who my parents are and were as individuals, and then measuring myself against those characteristics to look for similarities.  No matter who we are, I think we all want to know where we come from.

My mom definitely carried on the picture taking tradition throughout my childhood.  We've got everything from first haircut to first day of school, mud pies in the field, the time my brother sat on my Barbie camper and squashed it (bloodcurdling shrieks), and teenage photos that basically entail a hand in the camera.  Thanks mom!  When I met Chris's parents for the first time, one of the things I noticed right away (aside from the cat paraphernalia--win) was their life on display throughout the house.  Not just formal family photos, but day-to-day type photos that spanned the years.  As we sat and talked, they shared vivid memories from those pictures that made for rich storytelling, and it's something I'll always remember.

This past weekend we were talking about how we basically haven't captured diddly squat of most of this past year on film. Or whatever it's technically called now. Time? WHO HAS THE TIME? Well you'll have a lot less of it if you can't remember it...SAD FACE.  Aside from time there's lugging around the camera.  Ever go to a restaurant supply store with a big ol' camera? Uh yeah, once. That's not happening again.  Rather than aiming for perfection we've decided to just Instagram or iPhone pic until we come up with a better solution. Or another hour in the day.

Scenes from this past Saturday:
I get a shot of my shoes on the way out the door. 
Moments later I'm at the restaurant. 
Okay not exactly moments later, but like around two hours later.
You see there was this pitstop at Target that entailed tribal print shorts and a maxi skirt...
soooooo I guess Target and I are back together then?
*Eyeroll*

This is what we call '20 minute breaks in the car'. That time when you can talk freely and candidly about your day in an attempt to determine what needs to be returned to Target.  And whether or not you might need to come into the restaurant for Happy Hour after all.

Mix of my faves on the weekend: Monkey Sweater-Madewell, T-James Perse, Shorts-Current/Elliott, Necklace & Bag-Vanessa Mooney, Shoes-Arnold Churgin.

Umbi Sarang Semut Berkhasiat Obat


Umbi tanaman sarang semut (Myrmecodia Sp) bisa dijadikan obat beberapa penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan daya tahan tubuh. Hal ini disampaikan peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Ediati Sasmito.
"Hasil penelitian yang sedang kami lakukan, umbi tanaman sarang semut mengandung zat aktif imunomodulator atau zat pengaktif sistem kekebalan tubuh manusia," katanya ketika menjadi pembicara seminar Dissemination of Progress Results in Herbal Medicine Development, Rabu (4/8/2010) di Yogyakarta.

Ia mengatakan, umbi tanaman sarang semut merupakan obat yang bersifat panasea. Artinya, umbi sarang semut dapat mengobati segala macam penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti wasir dan rematik hingga penyakit berat, misalnya kanker payudara dan kanker prostat.

"Umbi tanaman sarang semut relatif mudah dibudidayakan karena bersifat epifit dengan tumbuh menempel pada tanaman inang, tetapi tidak menghisap sari makanan inangnya," katanya.

Ediati mengatakan, pembudidayaan tanaman sarang semut tidak jauh berbeda dengan cara budi daya anggrek. "Namun, sayangnya belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mendukung penggunaan umbi sarang semut sebagai obat tradisional," katanya.

Oleh karena itu, Ediati bersama tim dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang meneliti kandungan zat imunomodulator pada umbi tanaman sarang semut untuk mencari senyawa baru yang aman digunakan sebagai obat tradisional.

Seminar yang menampilkan paparan hasil penelitian di bidang obat alami tersebut berlangsung di Fakultas Farmasi UGM serta dihadiri kalangan apoteker dan pelaku industri obat alami di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sumber : ANT

Burung Ibis

Burung Ibis

Nipponia nippon (bahasa Inggris: Asian Crested Ibis; bahasa Jepang: toki, トキ; ditulis dalam kanji sebagai æœ±é·º, é´‡, 鵇, atau é´¾) adalah satu-satunya spesies burung dari genus Nipponia keluarga Threskiornithidae (ibis). Burung ini telah punah dari sebagian besar habitat aslinya. Hingga abad ke-19, burung ini dapat ditemukan di berbagai tempat di Asia Timur, namun populasinya menyusut drastis pada awal abad ke-20. Kini sekitar 500 ekor hidup di alam bebas di Shaanxi, Republik Rakyat Cina. Antara tahun 2008 hingga 2009, beberapa ekor terbang ke Jepang sebagai burung migran, dan ditangkap untuk dibiakkan. Sejumlah 30 ekor sudah dilepas kembali ke alam bebas di Jepang. Populasi dalam program konservasi (data September 2009): RRC: sekitar 600 ekor, Jepang: 112 ekor, Korea Selatan: 2 ekor.
Nama binomial Nipponia nippon menjadikan burung ini sering dipakai sebagai simbol Jepang. Meskipun demikian, Nipponia nippon bukan burung nasionalJepang (Phasianus versicolor adalah burung nasional Jepang).

Burung berukuran besar, panjang tubuh sekitar 76 cm, lebar sayap terentang sekitar 130 cm. Ciri khasnya adalah kulit bagian muka berwarna merah terang, tidak ditumbuhi bulu. Bagian belakang kepala memiliki jambul berupa bulu putih panjang dan lebat. Seperti halnya burung keluarga ibis, Nipponnia nipponmemiliki paruh panjang bengkok berwarna hitam (ujung merah). Bulu berwarna putih menutupi seluruh badan. Dari musim semi hingga musim panas sepanjang musim kawin, dari bagian leher keluar cairan sekresi berwarna hitam; bulu sekitar kepala hingga punggung terlumuri cairan sekresi hingga berwarna abu-abu. Warna abu-abu menjadi semakin pekat setelah burung ini mandi di air. 




Setelah mandi, hampir seluruh tubuh berwarna kehitaman. Sisi bawah sayap berwarna merah muda. Sama halnya dengan kepala, kaki berwarna merah terang. Iris berwarna oranye. Anak burung berwarna hitam abu-abu pada seluruh badan, kecuali bagian kepala memiliki bulu berwarna kuning. Pakan berupa katak, kepiting, ikan kecil, dan hewan kecil.
Jantan hampir tidak berbeda dengan betina dalam penampakan. Jantan sedikit lebih besar, berat antara 1.800 hingga 2.000 gram; betina antara 1.450 hingga 1.600 gram. Jantan lebih banyak makan dari betina, dan kemungkinan bersifat agresif. Betina makan lebih sedikit, tenang, takut terhadap manusia. Jantan memiliki bagian kepala berwarna merah yang sedikit lebih besar dari betina. Panjang paruh jantan sekitar 18 cm (betina sekitar 16 cm); paruh jantan lebih tebal daripada paruh betina.

Paok



Berukuran sedang, yakni 18cm, bertubuh gemuk dan berwarna-warni. Dada nya berwarna merah karat, alis coklat pucat dan punggung berwarna hijau. Sayap biru terang dengan bercak putih, tenggorokan putih, tunggir merah. Iris coklat, paruh kehitaman, kaki coklat pucat.Siulannya keras, berbunyi “pu-wiu, pu-wiu” dengan nada kedua lebih tinggi.Di Kalimantan, suaranya dipercaya merupakan petanda datangnya hujan

Penyebarannya meliputi India tenggara, Cina barat daya, dan Asia Tenggara. Pada musim dingin ke Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Di Sumatera (termasuk pulau-pulau sekitarnya) dan kalimantan (termasuk Kep.Natuna), burung migran dan pengunjung musim dingin yang cukup umum terdapat sampai ketinggian 1.000 m. Tercatat di kebanyakan habitat hutan, termasuk kebun. Pengembara kadang-kadang dapat mencapai Sulawesi dan Filipina
Sering mengunjungi semak-semak, hutan sekunder, dan hutan mangrove. Tidak pernah jauh dari pantai. Berjalan diam-diam, berlompatan di atas tanah seperti anis. Pada malam hari, beristirahat pada semak yang rendah, hanya satu meter di atas tanah. Sering berburu di sepanjang badan air. Mereka bermigrasi setiap tahun. Terbang pada malam hari dan pada saat bulan baru. 


Mereka makan cacing, siput dan serangga. Mereka membangun sarang yang berbentuk bola. Bentuknya agak rumit, dan terbuat dari gabungan akar, rumput, daun dan lumut, seringkali diletakkan diantara akar-akar pohon di dekat air. Telur nya berwarna putih atau krem. Telur Paok-bersayap biru dierami selama 15-17 hari. Jumlah telurnya adalah 3-4 bu
Dibandingkan dengan wanita, ternyata stamina pria lebih rentan dimakan usia. Buktinya, banyak masalah terjadi seiring bertambahnya umur. Dari mulai vitalitas yang tergerus hingga beragam gangguan kesehatan yang membuat pria loyo. Selain pilihan hidup sehat, suplementasi ekstrak tanduk rusa bisa jadi solusinya.

Dibutuhkan kesadaran lebih untuk mempertahankan stamina pria dalam kualitas yang tetap terjaga. Apalagi ada beberapa faktor yang membuat kehidupan pria pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit yang tidak langsung dapat memengaruhi vitalitas, kebugaran, serta stamina.

Beberapa keluhan yang sering dirasakan kaum pria adalah stamina menurun, kehilangan gairah seksual dan sering mengalami problema seksual seperti disfungsi ereksi dan ejakulasi dini, infertilitas, serta gangguan buang air kecil.

Timbulnya masa!ah-masa!ah tersebut tentu mengganggu performa dan menurunkan kualitas hidup pria. Bagi pria produktif kesehatan seksual merupakan hal vital. Gangguan seksual dapat secara langsung berdampak pada kualitas hidup, rasa percaya diri, dan hubungan dengan pasangan.

Perlu pasokan
Pola makan sehat seimbang tentu menjadi pilihan utama untuk mendapatkan kualitas stamina. Asupan karbohidrat, lemak, dan protein merupakan sumber energi, sedangkan vitamin dan mineral berperan sebagai katalisator yang dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh.

Vitamin dan mineral merupakan senyawa esensial yang tidak dapat diproduksi tubuh, sehingga harus dipasok dari makanan atau suplemen.

Tubuh akan tetap sehat jika selalu mendapatkan asupan gizi yang lengkap dan berkualitas. Masalahnya makanan yang kita konsumsi telah mengalami penurunan kualitas selama proses
penyimpanan, pengawetan, dan pengolahan.

Kebiasaan yang kurang baik seperti merokok, minum alkohol, makan tidak teratur, masalah pencernaan, polusi udara, stres, serta penggunaan obat-obatan akan merusak dan mengurangi jumlah vitamin dan mineral di dalam tubuh, sehingga akan berdampak buruk pada kesehatan.

Faktor-faktor di atas menyebabkan kurang gizi dan akan memengaruhi stamina pria. Untuk itulah suplementasi dibutuhkan guna membantu tubuh tetap prima. Saat ini di pasaran tersedia banyak pilihan. Salah satunya suplementasi khusus untuk menjaga stamina pria yang dibuat dari bahan alami, tanduk rusa.

Sudah sejak lama tanduk rusa atau deer velvet telah digunakan bersama herbal lain seperti ginseng sebagai tonikum. Dalam pengobatan tradisional Cina, tanduk rusa digunakan untuk mengharmonisasikan energi yin dan yang.

Hal ini akan menyeimbangkan hormon yang diperlukan untuk meningkatkan stamina, vitalitas, serta mengembalikan energi yang hilang akibat stres serta kelelahan.

Allison David (1999) dalam bukunya, Velvet Antler (Nature's Superior Tonic), menunjukkan bahwa dalam percobaan awal pada tikus, deer velvet menunjukkan peningkatan hormon testosteron dan estrogen yang sangat berperan dalam fungsi seksual pria maupun wanita.

Tonik kaisar
Studi lain dari Betty Kamen (2003) yang ditulis dalam bukunya, The Remarkable Healing Power Velvet Antler, menyatakan bahwa penggunaan rutin ekstrak deer velvet dapat meningkatkan kadar testosteron yang berpengaruh pada peningkatan vitalitas, stamina, daya tahun, libido, ereksi, dan mengatasi disfungsi ereksi.

Deer velvet bersifat adaptogen yang cenderung memperbaiki kondisi tubuh yang kurang seimbang. Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), energi atau kondisi tubuh yang seimbang adalah kunci utama kesehatan termasuk kesehatan seksual.

Deer velvet juga sudah dikenal luas untuk mengatasi impotensi, khususnya di Cina. Dr. Shi Zhi Chou, spesialis pengobatan problema seksual pria dari Dalian Traditional Chinese Medicine Hospital, mempunyai daftar 300 formula "the most effective prescription for impotence" (resep paling efektif untuk mengatasi impotensi). Deer velvet ada dalam daftar di hampir semua formula.

Di Cina, manfaat tanduk rusa sebagai suplemen telah diketahui lebih dari 2.000 tahun, dan merupakan bagian dari Chinese Medical Pharmacopoeia. Bahkan, di masa kekaisaran, tanduk rusa disebut "Tonik Kaisar".

Sumber :Tabloid Gaya Hidup Sehat

More from the Red-shouldered Hawks' Nest!

I spent some time on a sunny afternoon at the end of last week with the spotting scope and camera, watching the red-shouldered hawks at their nest. The few times I stepped inside the back door of the office for a phone call, the action heated up at the nest. I don't think the adult hawks are the least bit perturbed by the activity around our office and parking lot. I just think my timing was slightly unlucky.

We hear the adults calling to one another in the moments leading up to some sort of interaction. One will be on the eggs, glancing skyward occasionally. When he/she see the mate, short high-pitched screams are given, which sends the BWD staff lunging for the nearest west-facing window in hopes of seeing some neat behavior. I've seen a couple of food deliveries and in both cases the one on the nest (the female is slightly larger, but this can be hard to judge) took the food and left to eat, replaced by the food bringer who settled down carefully onto the nest.


Once they are settled down, it's not easy to see the adult on the nest—at least not from our vantage point. The Carolina chickadees, American robins, and blue jays that frequent the upper reaches of the sycamore DO notice however and often set up a racket of protest. I'm curious to see if the Baltimore orioles that usually nest in this same tree will do so again this summer. Having such large neighbors could be good or bad for the quality of the "neighborhood."


This image (above) was snapped with my Canon G12 compact camera on full zoom. It was just prior to this that the bird on the left brought the bird on the right a nice foot-long snake.


The adults are very vigilant around the nest—just like we are!

Daun Sukun Pelindung Jantung

Sukun, yang dalam bahasa Inggris disebut bread fruit, buahnya lebih banyak dikenal sebagai penganan yang digoreng atau dijadikan tepung sukun yang bisa dioleh menjadi mi atau roti. Padahal, tanaman sukun (Artocarpus altilis) sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obat pencegah penyakit jantung.
Secara tradisional, daun sukun telah dipakai untuk mengobati penyakit hati, inflamasi, jantung, dan ginjal. Sementara itu, di Taiwan, akar dan batang tanaman sukun dimanfaatkan untuk menyembuhkan sirosis (kanker hati).

Upaya penelitian dan pengembangan sukun sebagai obat telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebelumnya, sukun lebih banyak diteliti untuk penyakit diabetes. Baru pada tahun 2004 sukun mulai dilirik untuk penyakit kardiovaskular.

"Sukun memiliki flavonoid yang khas," kata Dr Tjandrawati Mozef, peneliti dari LIPI yang giat meneliti sukun untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Tjandra menjelaskan, uji khasiat terhadap ekstrak daun sukun menunjukkan efek penurunan kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada mencit di laboratorium. Studi in vitro juga menyimpulkan, ekstrak daun sukun efektif melindungi jantung dari serangan iskemik akut.

Uji toksisitas menunjukkan tidak ditemukannya efek samping toksik pada hewan uji, tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal dan hati, maupun profil hematologi.

"Kita tinggal melakukan uji klinis untuk pengembangan obat baru. Bila ini berhasil, diharapkan akan dihasilkan obat pencegah penyakit kardiovaskular yang lebih murah dan terjangkau masyarakat," kata Tjandrawati ketika menyampaikan penelitiannya dalam acara seminar yang diadakan Badan Litbang Kementerian Kesehatan di Jakarta

Badak Cula Satu Pandeglang, Satu-satunya Aset Dunia Tinggal 35 Ekor



WWF (World Wide Fund For Nature ) dan International Rhino Foundation (IRF) menambah 120 kamera video otomatis untuk pengamatan dan pelestarian Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Dyah Ekarini, Communication Officer for Sumatra Program WWF-Indonesia, mengatakan Direktur IRF, Susie Ellis, mengatakan penambahan 120 kamera video otomatis ini akan melengkapi kamera video otomatis yang dimiliki dan dioperasikan Balai Taman Nasional Ujung Kulon tersebut.

Kebutuhan tambahan ini diketahui setelah Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, mempresentasikan hasil identifikasi keberadaan Badak Jawa bercula satu ini, menggunakan kamera video otomatis oleh tim Rhino Observation Activity and Management (ROAM) Taman Nasional Ujung Kulon selama 2011. “Disampaikan dalam pertemuan IUCN AsRSG (Asian Rhino Specialist Group) di Cisarua tanggal 9 – 13 Maret 2012 yang lalu.”ucapnya

Menurut Direktur IRF, WWF bekerja sama Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk melakukan pengamatan populasi Badak Jawa
bercula satu di Ujung Kulon tersebut, menggunakan kamera sejak dekade 1990-an.

Pada saat itu, penggunaan kamera mengidentifikasi satwa liar, yakni terhadap Badak Jawa yang hampir punah merupakan hewan warisan dunia yang masih terlihat hanya terdapat di Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Selain itu, kamera video otomatis ini merupakan pertama kalinya di Indonesia.

Sejak tahun 2008, peran kamera foto digantikan video. Pada tahun 2011, Balai Taman Nasional Ujung Kulon secara resmi menggunakan kamera video otomatis sebagai alat menghitung populasi Badak Jawa. “Dan, berhasil mengidentifikasi 35 individu Badak Jawa yang terdiri dari 22 individu jantan dan 13 individu betina.”ujarnya

Setelah Badak Jawa di Vietnam dinyatakan punah pada 2011, populasi di Ujung Kulon menjadi benteng terakhir Badak Jawa di dunia.
“Penambahan kamera video otomatis ini diharapkan menjadi langkah penting memastikan kelangsungan hidup dan keberadaan badak jawa tersebut,” kata Susie.

Hal senada disampaikan Adhi Hariyadi, Kordinator Program Konservasi Badak WWF-Indonesia.”Bahwa penambahan kamera video otomatis ini akan menambah akurasi basis informasi Badak Jawa di Ujung Kulon” katanya.

Dipadu monitoring berdasarkan DNA, rekaman video ini akan memberikan gambaran lebih utuh populasi badak jawa. “Bahkan, perilaku badak pun dapat diteliti secara mendalam melalui rekaman video tersebut,” ujar Hariyadi, menambahkan.

Selain itu, Moh. Haryono, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon menambahkan, jumlah total 160-an kamera video otomatis yang dipasang serentak, tidak hanya informasi Badak Jawa yang akan diperoleh. Tapi juga informasi tentang satwa lain. Bahkan, video tersebut dengan sendirinya akan menjadi alat monitoring aktivitas manusia di dalam habitat badak di Ujung Kulon.

Keseluruhan itu akan menjadi modal penting bagi Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk meningkatkan populasi Badak Jawa di
Ujung Kulon sejalan dengan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia,” kata Haryono

Rahasia Obat dari Buah Rambutan

Berkah buat negeri ini adalah tanaman dan tanaman apapun ada disini dan semua buah unik didunia ada disini, boleh dibilang Indonesia adalah tanah syurga. Ketika memasuki musim buah buahan penduduk negeri ini selalu bisa menikmati hasil kekayaan alam berupa buah buahan, mulai dari rambutan, duku, durian, mangga, manggis, ketela ungu, cempedak, sirsak, pisang kepok, pisang ambon, matoa, kopi, nangka, sirsak dan banyak lagi yang kesemua tanaman buah itu bisa dinikmati secara langsung maupun harus dioleh dulu.


Rambutan yang banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 m ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang.

Anak daun bulat lonjong, panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku.

Kulit buahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak
mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai Februari. Ada banyak jenis rambutan, seperti ropiah, simacan, sinyonya, lebakbulus, dan binjei. Perbanyakan dengan biji, tempelan tunas, atau dicangkok.

Nama dan sebutan lokal rambutan :

Di daerah Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, p. biawak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu.
Di Jawa: rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan.
Nusa Tenggara: buluan, rambuta. Kalimantan: rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit;, kayokan, bengayau, puson.
Sulawesi: rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, wayatu, wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang.
Maluku: rambutan, rambuta.Nama asing Shao tzu (C), rambutan (Tag), ramboutan (P), ramustan (Spanyol). 
NAMA SIMPLISIA Nephelii lappacei Semen (biji rambutan). Nephelii lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan).

Manfaat rambutan adalah :

Kulit buah berkhasiat sebagai penurun panas.
Biji berkhasiat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik).Bagian tanaman yang digunakan :

Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.
Kulit buah digunakan untuk mengatasi: disentri, demam.
Kulit kayu digunakan untuk mengatasi: sariawan.
Daun digunakan untuk mengatasi: diare, menghitamkan rambut.
Akar digunakan untuk mengatasi: demam.
Biji digunakan untuk mengatasi: kencing manis (diabetes melitus).Cara pengolahannya :

Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi.
Untuk pemakaian luar, giling daun sampai halus, lalu tambahkan sedikit air.
Gunakan air perasannya untuk menghitamkan rambut yang beruban.Cara memanfaat rambutan sebagai obat :

Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat gelas.

Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian. 

Menghitamkan rambut beruban
Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. Gunakan air yang terkumpul untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.

Kencing manis
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.

Sariawan
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat .

Komposisi :
Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi.

Inilah 10 Perilaku Induk Hewan Terburuk

Inilah 10 Perilaku Induk Hewan Terburuk
10. Singa Betina



Seekor singa betina umumnya dikenal sebagai induk yang sangat perhatian. Hampir semua rekaman tentang kehidupan liar menunjukan bagaimana seekor singa betina menjaga singa-singa muda dalam kelompoknya.

Hal yang tak pernah dipahami adalah saat singa jantan baru mengambil alih kekuasaan. Anak-anak singa yang umurnya kurang dari dua tahun menjadi korban dari singa-singa jantan pendatang baru ini. Alasan mereka melakukan pembunuhan itu adalah untuk mengurangi saingan dalam kelompoknya di kemudian hari. Selain itu, untuk mendorong singa-singa betina agar kawin dengan singa-singa jantan ini. Sedihnya, sang induk mengijinkan terjadinya pembunuhan pada anak-anaknya.

9. Burung Gereja


Seekor burung gereja betina (passer domesticus) akan sering mencari sarang betina lain yang juga dikawini oleh pejantannya. Ia akan membunuh anak betina dari saingannya itu untuk menghilangkan persaingan di masa mendatang. Selain itu, untuk memastikan sang pejantan untuk menghabiskan waktu lebih banyak membantu membesarkan anak-anaknya sendiri. Perilaku brutal ini tidaklah pantas bagi seorang induk walaupun dilakukan terhadap anak burung lain.

8. Katak Darwin

Katak Darwin merupakan hewan yang perilakunya menarik. Katak jantan hampir melakukan semua hal dalam membesarkan anak-anak katak, sementara katak betina tidak peduli sama sekali.


Katak betina menempatkan telur-telur mereka yang kemudian dibawa oleh katak jantan sampai telur-telur ini siap menetas. Sekali sang ibu menyelesaikan tugasnya, ia kemudian pergi dan tak peduli bagaimana nasib telur-telur itu kemudian.

7. Panda raksasa

Panda raksasa umumnya penuh perhatian dan sangat keibuan. Namun, mereka adalah keluarga beruang dengan otak yang sangat kecil.


Panda biasanya melahirkan satu sampai tiga anak. Jika melahirkan lebih dari satu anak, hanya satu yang bisa selamat. Hal ini terjadi karena anak panda ukurannya sangat kecil, hanya sekitar 0,1 kg saat lahir, tak bisa dibandingkan dengan ibunya yang beratnya antara 70-100 kg. Kematian anak-anak panda terjadi tanpa disadari oleh induknya yang berguling-guling saat tidur dan menindih anaknya yang sedang mencari kehangatan.

6. Burung cukcoo

Burung ini terkenal dengan kemalasannya dalam membesarkan anak-anaknya. Induk burung ini menempatkan telur-telurnya di sarang burung lain. Ia memberikan tanggung jawab membesarkan anaknya pada burung lain.

Photo: fotoplatforma.pl

Telur burung cukcoo biasanya menetas lebih cepat daripada telur burung lain. Kemudian tumbuh dengan pesat, memaksa anak-anak burung lain pergi dari sarangnuya sehingga mati terjatuh dari pohon. Akhirnya, anak burung cukcoo itu berhasil mendapatkan perhatian penuh dari induk angkatnya dan bertahan hidup.

5. Semut drakula (Adetomyrma)

Photo: alexanderwild.com

Adetomyrma adalah salah satu jenis semut yang mempraktikkan semikanibalisme. Ratu dari sebuah koloni melahirkan larva-larva semut. Kemudian ratu dan semut pekerja membuat lubang pada larva untuk menghisap haemolypmh (semacam darah serangga). Meski larva itu tak mati, induk semut itu tega membiarkan anak-anaknya diperlakukan sebagai makanan untuk koloni.

4. Hiu Galapagos

Jika semut drakula melakukan semikanibalisme maka hiu Galapagos melakukan kanibalisme penuh. Saat hendak melahirkan anaknya, induk hiu biasanya berenang ke perairan dangkal untuk menghindari pemangsa. Induk hiu melahirkan 4-16 anak hiu yang masing-masing panjangnya mencapai 60-80 cm.


Sementara induknya pergi, anak hiu ini tetap tinggal di perairan dangkal selama masa pertumbuhannya. Setelah cukup besar, anak-anak hiu ini kembali ke perairan dalam. Selama perjalanannya, ancaman bahaya justru datang dari induknya. Jika sang induk menjumpai anak-anaknya, ia pun akan memangsa anak-anaknya tersebut.

3. Beruang hitam


Beruang hitam umumnya dikenal sebagasi induk yang baik, namun hal tersebut tak selamanya berlaku. Beruang hitam bisa memiliki 2 atau 3 anak, namun hanya satu yang ia rawat dengan sungguh-sungguh, sementara anak yang lain ia abaikan. Tak seperti binatang lainnya yang mungkin meninggalkan anaknya yang sakit atau lemah, beruang hitam meninggalkan anak bungsunya agar mereka bisa menjalani hidup sendiri.

2. Elang hitam Afrika


Contoh induk kejam lainnya adalah elang hitam Afrika. Induk elang biasanya bertelur hanya dua butir, namun induk elang hanya akan memberi makan satu anaknya. Setelah tumbuh besar dan kuat, burung muda itu akan mematuk saudaranya yang lebih lemah sampai mati. Sementara induknya bersikap tenang melihat salah satu anaknya dihabisi.

1. Hamster

Praktik kanibalisme ternyata tidak hanya diberlakukan oleh hiu Galapagos, justru hamster melakukannya pada beberapa anaknya yang baru saja dilahirkan. Sifat induk hamster memang berbeda-beda, ada yang bisa menyusui dan menjaga anak-anaknya sampai besar, ada juga yang sampai tega memakan anaknya sendiri.


Induk hamster sekali hamil bisa melahirkan sebanyak 12 anak. Induk hamster umumnya hanya menginginkan anaknya sehat dan sempurna. Jika ada anak yang tidak sempurna maka akan dimakan hidup-hidup. Penyebab lain induk hamster memakan anaknya sendiri karena dia lapar, panas, stres, ataupun sakit, sensitif terhadap bau tangan orang yang dimasukan ke kandang, dan merasa tidak sanggup memelihara anak-anaknya yang begitu banyak.


Inilah 10 Ular Paling Berbisa di Dunia

Inilah 10 Ular Paling Berbisa di Dunia
Ular mendengarnya saja kita sudah merinding, ya hewan melata yang satu ini memang mengerikan selain bentuknya yang bersisik sebagian besar spesies ular di muka bumi memiliki bisa yang dapat amat berbahaya bagi manusia. Bisa ular memang terbagi menjadi beberapa kategori mulai yang tidak berbahaya, medium atau cukup berbahaya sampai yang sangat berbahaya yang mampu membunuh manusia hanya dengan beberapa tetes. Berikut 10 ular yang memilki bisa paling berbahaya di dunia.


10. Ular Derik

Ular derik (rattlesnake) merupakan satu-satunya ular yang hidup di Amerika dalam daftar ini. Ular derik mudah dikenali dari bunyi khas getaran ujung ekornya. Saat menyerang ular ini mampu menyodokk hingga lebih dari 2/3 panjang tubuhnya. Ular muda lebih bahaya daripada ular dewasa karena ketidak mampuannya mengontrol jumlah racun yang disuntikkan.


Sebagian besar spesies ular ini memiliki racun hemotoksik yang mampu menghancurkan jaringan dan organ tubuh serta menyebabkan gangguan pembekuan darah. Kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pendarahan yang terus-menerus merupakan gejala umum akibat gigitan ular ini. Jika tidak diobati, dapat berakibat fatal.

9. Death Adder

Death adder dapat ditemukan di Australia dan Papua Nugini. Ular ini bisa berburu dan membunuh ular lainnya, termasuk beberapa ular dalam daftar ini. Ular ini tampak mirip dengan ular viper, yaitu memiliki kepala berbentuk segitiga dan pendek.


Death adder biasanya menyuntikkan sekitar 40-100 mg racun saraf. Sebuah gigitan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian dalam jangka waktu 6 jam akibat kegagalan pernapasan. Pemberian antibisa yang cepat dapat mengobati gigitan Death adder.

Keistimewaas lainnya, Death adder dapat mengambil ancang-ancang kemudian menyerang dan kembali lagi ancang-ancang hanya dalam waktu 0,13 detik. tentu ini membuatnya berpredikat sebagai ular dengan serangan tercepat di dunia.

8. Viper

Viper dapat ditemukan di setiap tempat di dunia, namun yang paling berbisa adalahsaw scaled viper dan chain viper yang ditemukan di Timur Tengah, Asia Tengah ( khususnya India dan Cina ), dan Asia Tenggara. Viper termasuk ular yang cepat marah, bergerak cepat, dan umumnya aktif pada malam hari atau setelah hujan.
Saw Scaled Viper. Image by Divya Ramkrishnan

Sebagian besar jenis ular ini memeiliki racun yang menyebabkan nyeri pada tempat gigitan, dan segera diikuti dengan pembekakan hebat, serta penurunan tekanan darah dan detak jantung. Sakit parah dapat berlangsung selama 2-4 minggu. Seringkali, puncak pembekakan lokal terjadi dalam 48-72 jam pascagigitan. Kematian dapat terjadi 1-14 hari pascagigitan akibat gagal jantung dan pernapasan.

7. Kobra Filipina

Sebagian besar spesies Kobra tidak masuk dalam daftar ini, namun Kobra Filipina adalah pengecualian. Bisanya adalah yang paling mematikan dari semua spesies Kobra, dan mereka mampu menyemburkan bisanya sampai jarak 3 meter. Bisanya adalah racun saraf yang mempengaruhi fungsi jantung dan pernapasan, dan dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan dan kematian dalam 30 menit.


Gigitannya sebenarnya hanya menyebabkan kerusakan minimal pada jaringan, namun racun sarafnya benar-benar fatal. Gejala awal biasanya sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, diare, pusing, pingsan dan kejang-kejang.

6. Tiger Snake

Ular macan (Tiger snake) memiliki racun saraf yang sangat ampuh. Ular ini dapat ditemukan di Australia. Kematian akibat gigitan ular ini dapat terjadi dalam waktu 30 menit, tapi biasanya membutuhkan waktu 6-24 jam.


Sebelum ditemukan antibisa, tingkat kematian akibat gigitan ular macan mencapai 60-70%. Gejala awal adalah rasa sakit lokal di kaki dan daerah leher, kesemutan, mati rasa dan berkeringat, diikuti oleh kesulitan bernapas dan kelumpuhan.

Ular macan umumnya akan lari jika bertemu dengan orang, tetapi dapat menjadi agresif saat terpojok dan menyerang akurasi yang tepat.

5. Mamba Hitam

Ular Mamba hitam di seluruh bagian benua Afrika. Ular ini dikenal sangat agresif dan menyerang denga presisi yang mematikan. Ular ini juga merupakan ular tanah tercepat di dunia, mampu bergerak dengan kecepatan mencapai 20 km/jam. Ular ini dapat menyerang dengan bisanya yang mematikan hingga 12 kali berturut-turut.
Black Mamba. Image by M.Dobiey

Sebuah gigitan mampu membunuh 10-25 orang dewasa. Bisanya adalah racun saraf yang berefek cepat. gigitannya rata-rata menyuntikkan sekitar 100-200 mg racun. Jika racun mencapai pembuluh dara, 0,25 mg racun cukup untuk membunuh manusia.

Gejala awal adalah rasa sakit daerah gigitan, kemudian kesemutan di mulut dan kaki, demam, air liur berlebihan (keluar busa dari mulut dan hidung), dan kurangnya kontrol otot. Jika korban tidak menerima perawatan media, gejala dengan cepat berkembang menjadi sakit perut parah, mual dan muntah, pucat, syok, dan kelumpuhan. Akhirnya, korban mengalami kejang-kejang, gangguan pernapasan, koma, dan kematian. Tanpa antibisa, tingkat kematiannya hampir mencapai 100% hanya dalam waktu 15 menit hingga 3 jam.

4. Taipan

Satu lagi ular dari Australia, yaitu Taipan, biasanya cukup kuat untuk membunuh sampai 12.000 marmut. Racunnya menggumpalkan darah korban sehinggah menghambat pembuluh arteri atau vena. Biasanya juga mengandung racun saraf yang kuat.


Sebelum ada antibisa, tidak ada catatan korban yang selamat dari gigitan taipan. Kematian terjadi hanya dalam waktu satu jam. Bahkan dengan antibisa pun, sebagian besar korban harus menjalani perawatan intensif. Ular taipan mirip dengan ular mamba hitam Afrika dalam morfologi dan perilaku.

3. Krait Biru

Krait biru dapat ditemukan di seluruh Asia Tenggara dan Indonesia. Diketahui 50% gigitan krait biru dapat mematikan, bahkan dengan antibisa sekalipun. Krait berburu dan membunuh ular lain, bahkan mengorbankan krait lainnya. Mereka berkembang baik pada malam hari, dan lebih agresif di kegelapan. Namun, secara keseluruhan, mereka cukup pemalu dan lebih sering bersembunyi daripada melawan.


Bisanya merupakan racun saraf yang 16 kali lebih kuat dari seekor kobra.Sebelum ditemukan antibisa, tingkat kematiannya 85%. Bahkan, jika antibisa sudah diberikan, belum tentu Anda bisa selamat. Kematian biasanya terjadi dalam waktu 6-12 jam setelah tergigit. Bahkan, kematian dapat terjadi saat korban baru dalam perjalanan ke rumah sakit akibat tidak segera mendapatkan perawatan medis.

2. Ular Eastern Brown

Ular eastern brown memiliki habitat di Australia bagian Tengah. Ular ini dapat bergerak cepat, agresif dalam kondisi tertentu, bertarung dengan lawannya, dan dapat berulang kali menyerang lawan atau mangsanya.
Eastern Brown Snake. Image by Stewart Macdonald

Eastern brown memiliki bisa berupa racun saraf dan dapat menggumpalkan darah. Dengan bisa tersebut, gigitan seekor eastern brown yang masih remaja bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi manusia. Bisa sebanyak 2 mg cukup untuk mengakhiri kehidupan seorang manusia dewasa. Untungnya, kasus gigitan (serangan) eastern brown terhadap manusia sangat jarang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan eatern brown yang hanya bereaksi terhadap gerakan dan cenderung tidak menyerang manusia.

1. Ular Fierce atau Inland Taipan

Ular ini memiliki bisa paling beracun dari seluruh spesies ular berhabitat di darat. Menurut penelitian, satu kali gigitan fierce, menyuntikkan bisa sebanyak 110 mg. Jumlah ini sudah cukup untuk membunuh sekitar 100 orang atau 250.000 tikus !
Fierce Snake. Image by shanetee

Bisa fierce memiliki kekuatan 10 kali bisa ular derik dari Gurun Mojave dan 50 kali lebih kuat dari bisa kebanyakan kobra. Bisa ini dapat mengakibatkan kematian pada manusia dewasa hanya dalam jangka waktu 45 menit. Untungnya, fierce tidak begitu agresif dan jarang ditemui oleh manusia di alam liar. Saat ini, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa yang diakibatkan oleh gigitan (serangan) ular fierce.


INFO BURUNG KICAUAN. Powered by Blogger.